Keinginan Michael untuk mendirikan pusat rehabilitasi ini dimulai saat kunjungan ke pusat rehabilitasi LIDO di Bogor sekitar tahun 2018.
Sebelumnya, Michael pernah menjadi ASN di BNN Bogor, namun pada tahun 2017, ia memilih mengundurkan diri dan kembali ke kampung halamannya di Siantar untuk bekerja di salah satu panti rehabilitasi.
Baca Juga:
Cokelat dan Jason Ranti Ramaikan Djiva Fest 2024 dengan Piknik Seni
Setelah beroperasi selama satu setengah tahun, Panti Rehabilitasi Adiksi Toba telah dihuni oleh 50 orang, termasuk pasien narkoba, ODGJ, dan jompo terlantar. Meskipun awalnya tidak banyak yang datang, dengan usaha keras, Pusat Rehabilitasi Adiksi Toba Sehat semakin dikenal dan diharapkan menjadi tempat berkat bagi mereka yang membutuhkan.
Meski promosi yang dilakukan hanya lewat media sosial dan dari mulut ke mulut, seiring dengan bertambahnya waktu, Pusat Rehabilitasi Adiksi Toba Sehat semakin diketahui banyak orang.
“Di bulan ketiga mulailah ada yang datang membawa keluarganya untuk direhab di sini. Dan semakin hari semakin bertambah banyak dan kami percaya jalan Tuhan semakin terang.Kerinduan kami untuk menjadikan tempat ini menjadi saluran berkat bagi mereka pasti akan dikabulkan Tuhan,” ujarnya.
Baca Juga:
KPU Rejang Lebong Coklit Data Pemilih Pilkada 2024 Termasuk ODGJ
Meskipun masih dalam keterbatasan, Michael tidak mematok seberapa besar biaya yang dibebankan kepada setiap keluarga penghuni Pusat Rehabilitasi Adiksi Toba Sehat ini, mereka menerima seiklas pemberian pihak keluarga.
Untuk mampu bertahan, pihaknya pun melakukan subsidi silang dari pemberian keluarga korban narkoba untuk membantu orang yang sama sekali tidak memiliki keluarga.