HUMBAHAS.WAHANANEWS, Doloksanggul - Dr.Oloan Paniaran Nababan SH.MH.Bupati Humbang Hasundutan( Humbahas ), menjadi Keynote Speaker(Pembicara Utama) pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Kementerian Perindustrian, di The Grove Suites Kawasan Rasuna Epicentrum, DKI Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Topik pada pertemuan itu mebahas Pengembangan Industri Hilirisasi Atsiri di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, untuk mendorong hilirisasi kemenyan demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat petani.
Baca Juga:
Kembali Polres Humbahas Tunjukkan Komitmen Perangi Narkoba
Pada kesempatan itu, Bupati Humbahas menyampaikan bahwa kemenyan merupakan salah satu hasil perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan berperan penting sebagai sumber devisa negara, kemenyan merupakan salah satu sumber penghasilan terbesar masyarakat di Humbang Hasundutan dan menjadi komoditas unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan hingga ke industri hilir.
Adapun jenis kemenyan yang paling potensial adalah Kemenyan Toba (Styrax sumatrana) yang memiliki aroma khas dan nilai jual tinggi hingga 30 persen lebih mahal dibandingkan daerah lain.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Humbahas, luas areal tanaman kemenyan mencapai 5.542,70 hektar dengan produksi sekitar 1.152,35 ton per tahun, yang tersebar di Kecamatan Pollung, Doloksanggul, Sijamapolang, Onanganjang, Pakkat, dan Parlilitan.
Baca Juga:
Kepala Sekolah Adalah Nakoda, Menentukan Arah Kwalitas Pendidikan
Oloan juga menjelaskan, bahwa Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan terus berupaya melakukan hilirisasi kemenyan melalui kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan pelatihan pengolahan minyak atsiri. Dengan pelatihan tersebut, peserta telah berhasil memproduksi berbagai produk turunan kemenyan seperti parfum badan, pewangi ruangan, pengharum mobil dan freshcare yang kini telah dipasarkan di dalam dan luar daerah.
Salah satu pelaku industri kecil menengah (IKM) yang aktif mengembangkan produk hilir adalah CV Lamitama Atsiri di Kecamatan Pollung. IKM ini telah memperoleh bantuan dari BRIN sebesar Rp206 juta pada tahun 2024 untuk kegiatan promosi dan pengadaan bahan parfum, serta sedang mengajukan bantuan lanjutan sebesar Rp530 juta untuk tahun 2025.
Selain itu, pengolahan kemenyan di Humbahas juga telah menggunakan teknologi modern seperti mesin extractor dan rotavapor, sehingga mampu menghasilkan 2 (dua) liter minyak atsiri dari empat kilogram bahan baku melalui proses penyulingan yang higienis dan efisien.
Oloan berharap,Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memperkuat rantai nilai kemenyan dari hulu ke hilir.
Oleh karena itu sebut Oloan, Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan menyambut baik rencana investasi pengolahan kemenyan di daerah kami.
Melalui forum FGD ini, Pemkab Humbahas berharap akan lahir strategi konkret dalam pengembangan industri kemenyan yang berdaya saing, berkelanjutan, dan berbasis riset, sehingga kemenyan Humbang Hasundutan dapat menjadi ikon ekonomi unggulan dari Tapanuli dan Sumatera Utara.
Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian RI, Putu Juli Ardika didampingi jajaran Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan.
Dalam sambutannya, Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian RI, Putu Juli Ardika menekankan bahwa minyak atsiri, termasuk di dalamnya kemenyan dan nilam, memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara ekonomi.
Disampaikan bahwa Kementerian Perindustrian sudah membangun di Sumatera Barat dan diharapkan menjadi pusat parfum dunia untuk muslim dan kita mengintegrasikan pelaku-pelaku usaha.
Di Bali juga kita sudah bangun dan diharapkan menjadi antena shop untuk Atsiri Nasional, atau motor penggerak untuk memperkenalkan produk Atsiri. Selain itu juga sudah dilakukan Platform data terpadu sehingga kita mempunyai data komprehensip mengenai data Atsiri.
[Redaktur: Tohap Simaremare]