Untuk prosesi upacara, melibatkan semua masyarakat. Beberapa perlengkapan yang disediakan, ayam kampung untuk disembelih, makanan tradisional, ranting pohon rube, bambu 7 batang dan lainnya.
Dari ayam yang disembelih itu lah sibaso bisa melihat atau menentukan jenis bibit tanaman yang akan ditanam oleh masyarakat serta memprediksi bagaimana situasi dan kondisi masyarakat sekitar nantinya baik dari sosial, kesehatan bahkan kejadian-kejadian yang akan menimpa masyarakat nantinya, sehingga bisa diantisipasi.
Baca Juga:
HBB Dukung Kampanye PBB Lawan Konten 'Bahasa Kotor' di Media Sosial, Begini Seruan Lamsiang Sitompul
Bupati Pakpak Bharat Franc Bernhard Tumanggor melalui Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bambang Sunarjo Banurea MSi, menyampaikan, bahwa Pemkab Pakpak Bharat terus mendukung pelaksanaan ritual adat serupa.
"Ke depan, mudah-mudahan setiap marga di Pakpak Bharat menyelenggarakan acara serupa demi lestarinya adat budaya leluhur," kata Bambang.
"Tradisi upacara menanda tahun ini merupakan tradisi dari nenek moyang, sehingga masyarakat pada saat ini masih melestarikan tradisi ini. Kami dari pemerintah daerah siap mendukung pelaksanaan kerja-kerja adat serupa ini,” lanjutnya.
Baca Juga:
Mengungkap 3 Jenderal Bintang 2 Baharkam Polri: Nomor 1 Berdarah Batak
Sementara Kadiv Pemasaran Pariwisata Nusantara Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Siswanto Sinambela berpendapat bahwa kegiatan itu sangat positip.
Dilaksanakan turun temurun, yang diyakini sebagai salah satu arah dan petunjuk bagi kehidupan di kampung.
"Sudah jarang dilakukan di tempat lain apalagi acara ini dibungkus dalam kebudayaan," katanya.