HumbangNews.Id | Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2022 mengalami surplus 930 juta dolar AS dengan nilai ekspor 19,16 miliar dolar AS dan impor 18,23 miliar dolar AS.
"Neraca perdagangan kita ini telah membukukan surplus 21 bulan beruntun," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto saat konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (15/2/2022).
Baca Juga:
Apindo Ungkap Penyebab Tutupnya Banyak Pabrik dan PHK di Jawa Barat
Setianto memaparkan, komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat, Filipina, dan India.
Menurut Setianto, surplus ke Amerika Serikat mencapai 1,96 miliar dolar AS dengan komoditas utama penyumbang surplus yaitu pakaian dan aksesorisnya rajutan, serta pakaian dan aksesorinya bukan rajutan.
Baca Juga:
Sejarah UMKM Nasional, Roda Penggerak Perekonomian Indonesia
Kemudian, surplus perdagangan RI dengan Filipina mencapai 537,8 juta dolar AS, dengan komoditas penyumbang surplus terbesar adalah kendaraan dan bagiannya, serta bahan bakar mineral.
Surplus perdagangan dengan India senilai 428,8 juta dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewan nabati, serta bijih logam perak dan abu.
Sementara itu, perdagangan RI juga mengalami defisit neraca perdagangan, di mana defisit terbesar terjadi dengan Tiongkok, Thailand, dan Australia.