HumbangNews.Id | Selama invasi, ratusan tank Rusia hancur di Ukraina. Penyebabnya cukup mengejutkan yakni karena cacat desain yang membuat tank lebih mudah ditargetkan.
Selama menginvasi Ukraina, banyak tank Rusia yang hancur. Menurut pengamat militer, masalah Moskow tak cuma soal jumlah tank yang rusak, tapi juga cacat desain.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Apa yang kita saksikan terhadap tank Rusia adalah cacat desain. Setiap serangan musuh yang berhasil mengenai tank akan dengan cepat menyalakan amunisi kemudian menyebabkan ledakan besar sehingga turret benar-benar meledak," kata Penasihat Program Studi Rusia di Center for a New American Security, Sam Bendett, Rabu (27/4).
Kehancuran parah ledakan turret atau bagian atas tank Rusia ini disebut dengan jack-in-the-box effect.
Jack-in-the-box effect merupakan dampak spesifik dari penghancuran besar-besaran tank atau kendaraan lapis baja imbas ledakan amunisi yang menyebabkan bagian atas tank meledak dengan keras hingga terpental.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Secara umum istilah jack-in-the-box effect sebenarnya mengacu pada kerusakan pada mainan anak-anak atau boneka.
Pengamat industri pertahanan, Nicholas Drummond, mengartikan cacat pada tank membuat kendaraan tempur itu rentan sekali hancur menjadi target.
"Jika Anda tidak keluar dalam detik pertama, Anda dalam masalah," ucap Drammond.
Drummond mengatakan ledakan amunisi menyebabkan masalah bagi hampir semua kendaraan lapis baja yang digunakan Rusia di Ukraina.
Dia mencontohkan kendaraan tempur infanteri BMD-4, adalah "peti mati bergerak" yang "gampang lenyap" saat terhantam roket.
Masalah itu berkaitan dengan bagaimana amunisi tank disimpan. Tak seperti tank Barat modern, tank Rusia membawa banyak peluru di dalam menara mereka.
Hal ini membuat tank sangat rentan karena bisa meledakkan seluruh penyimpanan amunisi mereka hingga 40 peluru.
Gelombang kejut yang dihasilkan mampu meledakkan dan mementalkan turret tank setinggi gedung dua lantai, seperti yang terlihat dalam video yang beredar di media sosial.
"Jika Anda tidak keluar dalam detik pertama, Anda dalam masalah," ucap Drammond.
Drummond mengatakan ledakan amunisi menyebabkan masalah bagi hampir semua kendaraan lapis baja yang digunakan Rusia di Ukraina.
Dia mencontohkan kendaraan tempur infanteri BMD-4, adalah "peti mati bergerak" yang "gampang lenyap" saat terhantam roket.
Masalah itu berkaitan dengan bagaimana amunisi tank disimpan.
Tak seperti tank Barat modern, tank Rusia membawa banyak peluru di dalam menara mereka.
Hal ini membuat tank sangat rentan karena bisa meledakkan seluruh penyimpanan amunisi mereka hingga 40 peluru.
Gelombang kejut yang dihasilkan mampu meledakkan dan mementalkan turret tank setinggi gedung dua lantai, seperti yang terlihat dalam video yang beredar di media sosial.
Saat Tank seri T-90 mulai beroperasi 1992, Rusia meningkatkan lapis bajanya tetapi sistem pemuatan misilnya tetap serupa dengan pendahu, sehingga tank sama rentannya, kata Drummond.
T-80 yang beroperasi di Ukraina juga punya sistem pemuatan rudal yang serupa. [As]