Humbangnews.id | Memasuki musin tanam jagung dan tanaman lainnya di akhir tahun ini sejumlah petani di Kabupaten Tapanuli Utara mengeluhkan pupuk bersubsidi.
Pasalnya, kios pengecer tidak menyediakan pupuk bersubsidi jenis vonska sebulan dalam akhir-akhir ini, sehingga petani kesulitan mencari pupuk.
Hal ini dikeluhkan beberapa petani kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Utara (DPRD Taput) Parsaoran Siahaan, pada Minggu (9/10/2022) sore.
Baca Juga:
Wujudkan Medan Smart City, Aulia Rachman Resmikan Gedung Kantor PLN Icon Plus SBU Regional Sumbagut
Atas keluhan para petani tersebut, Parsaoran siahaan langsung bereaksi dan menghubungi pengurus Koperasi Unit Desa (KUD) Lobusiregar Raya berisinial TS.
TS menjelaskan bahwa mereka selaku pengelola KUD sudah sebulan lebih menyiapkan RDKK dan malah sudah melunasi uangnya, namun sampai saat ini pupuk tersebut belum ada.
Mendengar penjelasan itu, Wakil Rakyat dari Dapil 3 Fraksi Hanura DPRD Taput ini langsung mengirimkan pesan via WhatsApp kepada PPL bermarga Hasugian dan Kepala UPT Dinas Pertanian Siborongborong, I. Simbolon yang diteruskan ke Kadis Pertanian Taput, namun anehnya, Parsaoran Siahaan mendapat jawaban via pesan Whatsapp dari petugas PPL desa Lobusiregar 2 ngawur tak jelas dan menuliskan bibit jagung belum keluar, "aneh, jawabannya ngawur, ditanya A dijawab B," ujar Parsaoran Siahaan kesal.
Baca Juga:
Ini Dia Daftar 145 Lokasi di Medan yang Sudah Gunakan Sistem E-parking
Mantan Deputi Pengendalian Operasi System PT PLN Sumut mengaku kesal begitu menerima jawaban ngawur tersebut, dia pun kembali mengirimkan pesan via WhatsApp kepada Kepala UPT Dinas Pertanian Siborongborong, I. Simbolon dan menjawab bahwa alat alat perta ian tidak melalui UPT dan PPL, namun langsung ke Kadis Pertanian Taput, malah PPL tidak diikutkan," tulis Kepala UPT Dinas Pertanian Siborongborong, I. Simbolon.
Dalam benak Anggota Dewan ini berujar bagaimana mungkin bisa taput menjadi lumbung pangan. Kalau begini pola pikir stakeholder? Siapa yang mengontrol alat-alat pertanian ini apalagi bantuan bantuan?. Jangan-jangan sudah tak jelas penggunaannya ini, kuat dugaan ada indikasi di Taput bahwa penerima alat-alat alsintan ini adalah orang-orang tertentu?.
Sambung Parsaoran Siahaan, mengatakan bagi petani miskin pupuk bersubsidi sangat dibutuhkan untuk itu, dia meminta agar Kadis terkait benar benar membuat SOP kegiatan kerjanya.